Melakukan hubungan intim antara suami-istri
merupakan hal lumrah, bahkan setiap orang menyukainya (termasuk yang belum
menikah, tapi ini dosa besar. Dalam Islam, hubungan badan suami istri tidak
hanya sekedar untuk melampiaskan nafsu, melainkan juga sebagai ibadah. Dan Islam
pun menganjurkan suami istri bercinta pada waktu yang baik.
Islam bukan agama yang mengebiri nafsu syahwat
manusia, begitu pula melarang pemeluknya mengumbar nafsu syahwat. Agama ilahi
ini memberikan jalan penyaluran nafsu syahwat melalui jalan yang benar yaitu
pernikahan.
Tapi hendaknya pernikahan tidak dipandang dari segi
seksualnya saja. Bahkan lebih dari itu, dengan melangsungkan pernikahan dianggap
sebagai salah satu pintu untuk menuju kesempurnaan dan kebahagiaan yang ingin
dicapai.
Di bawah ini adalah beberapa waktu yang baik
untuk melakukan hubungan biologis (hubungan intim) suami istri.
Minggu malam
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali AS, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, dan hendaknya engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Senin (Minggu malam). Karena apabila anak terlahir darinya, maka menjadi penghapal al-Qur’an dan rela terhadap yang telah ditentukan Allah SWT atasnya.”
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali AS, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, dan hendaknya engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Senin (Minggu malam). Karena apabila anak terlahir darinya, maka menjadi penghapal al-Qur’an dan rela terhadap yang telah ditentukan Allah SWT atasnya.”
Hal ini sebagaimana disampaikan Syeikh Radhiyuddin
Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ,
Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman
254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84)
Senin malam
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Selasa (Senin malam), maka anak yang terlahir darinya akan dikaruniai kesyahidan, ia tidak akan menyimpang dari kebenaran. Manusia suci dan bersih, wangi, pengasih, penyayang, serta lisannya akan tersucikan dari ghibah, bohong dan menuduh.”
Silahkan cek Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84.
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Selasa (Senin malam), maka anak yang terlahir darinya akan dikaruniai kesyahidan, ia tidak akan menyimpang dari kebenaran. Manusia suci dan bersih, wangi, pengasih, penyayang, serta lisannya akan tersucikan dari ghibah, bohong dan menuduh.”
Silahkan cek Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84.
Rabu malam
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Kamis (Rabu malam), maka anak yang terlahir darinya akan menjadi penguasa yang adil dari para penguasa dan atau akan menjadi salah seorang ulama dari para ulama.”
Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84.
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Kamis (Rabu malam), maka anak yang terlahir darinya akan menjadi penguasa yang adil dari para penguasa dan atau akan menjadi salah seorang ulama dari para ulama.”
Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84.
Kamis malam
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Jum’at (Kamis malam), maka anak yang terlahir darinya akan menjadi seorang orator ulung.”
Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211.
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam Jum’at (Kamis malam), maka anak yang terlahir darinya akan menjadi seorang orator ulung.”
Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211.
Jum’at sore (setelah Ashar, sebelum Maghrib)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada waktu Jum’at sore, maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang figur yang terkenal dan atau ilmuwan (ulama).
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada waktu Jum’at sore, maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang figur yang terkenal dan atau ilmuwan (ulama).
Kamis malam; setelah waktu Isya’ atau akhir malam
jelang Shubuh
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada akhir malam Jum’at maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang wali.”
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali, Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan biologis dengan istrimu pada akhir malam Jum’at maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang wali.”
Malam awal puasa
Berkenaan dengan hal ini Imam Ali berkata: “Disunahkan pada malam awal bulan Ramadhan laki-laki berhubungan dengan istrinya; karena Allah dalam surat al-Baqarah ayat 187 telah berfirman: “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu…”.
Berkenaan dengan hal ini Imam Ali berkata: “Disunahkan pada malam awal bulan Ramadhan laki-laki berhubungan dengan istrinya; karena Allah dalam surat al-Baqarah ayat 187 telah berfirman: “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu…”.
0 Response to "Ingin Berhubungan Intim? Perhatikan Waktu Berikut"
Post a Comment