Remaja adalah
tumpuhan masa depan bangsa. Perkembangan mereka harus terus dipantau agar lahir
penerus yang diharapkan. Kementerian Sosial menyediakan mobil anti galau bagi
remaja.
Kementerian Sosial sedang
menyiapkan mobil anti galau yang rencananya ditempatkan di area Hari Bebas
Kendaraan Bermotor atau "Car Free Day" (CFD) untuk
memberikan konseling pada remaja.
"Setiap Minggu
di CFD berbagai kota yang memungkinkan bisa kami support dengan menyiapkan
mobil anti galau. Ada tiga format yang sedang disiapkan dan harus ada
konselornya," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada Rakor
Penguatan SDM di Jakarta, Selasa (15 Maret 2016).
Khofifah mengatakan
mobil anti galau ini sebagai solusi karena banyak masalah pada remaja, baik
tentang konsumsi narkoba atau seks bebas yang sering tidak tersampaikan pada
orangtua.
Menurutnya, remaja tidak akan bercerita atau "curhat" kesalahannya kepada keluarga, melainkan pada teman sebaya yang mungkin bisa menjerumuskan remaja tersebut ke dalam kondisi yang lebih buruk.
Kementerian Sosial saat ini memberikan perhatian yang besar terhadap peremajaan konsumen Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA).
"Banyak anak-anak galau mencoba ngelem. Dari ngelem bisa naik menjadi (konsumsi) sabu. Pengeluaran sehari untuk (membeli) sabu Rp25ribu. Kalau meminta-minta di lampu merah bisa dapat lebih dari Rp25ibu," ujar Khofifah.
Oleh karenanya, penyediaan mobil anti galau ini menjadi solusi "jemput bola" yang dilakukan Kementerian Sosial terhadap remaja bermasalah melalui bantuan konselor atau psikolog.
"Jangan sampai ada suasana menggurui, merasa paling benar, merasa paling suci, yang ada saling memberikan empati," ujar Khofifah.
Ia berharap penyediaan konselor baik di mobil anti galau atau panti sosial dapat didukung dengan kerja sama mahasiswa fakultas psikologi.
Menurutnya, remaja tidak akan bercerita atau "curhat" kesalahannya kepada keluarga, melainkan pada teman sebaya yang mungkin bisa menjerumuskan remaja tersebut ke dalam kondisi yang lebih buruk.
Kementerian Sosial saat ini memberikan perhatian yang besar terhadap peremajaan konsumen Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA).
"Banyak anak-anak galau mencoba ngelem. Dari ngelem bisa naik menjadi (konsumsi) sabu. Pengeluaran sehari untuk (membeli) sabu Rp25ribu. Kalau meminta-minta di lampu merah bisa dapat lebih dari Rp25ibu," ujar Khofifah.
Oleh karenanya, penyediaan mobil anti galau ini menjadi solusi "jemput bola" yang dilakukan Kementerian Sosial terhadap remaja bermasalah melalui bantuan konselor atau psikolog.
"Jangan sampai ada suasana menggurui, merasa paling benar, merasa paling suci, yang ada saling memberikan empati," ujar Khofifah.
Ia berharap penyediaan konselor baik di mobil anti galau atau panti sosial dapat didukung dengan kerja sama mahasiswa fakultas psikologi.
Editor: Syaifullah
Sumber: Antara
0 Response to "Mensos Sediakan Mobil Anti Galau bagi Remaja"
Post a Comment