Berawal
sebagai pegawai magang, akhirnya perempuan ini menjadi staf tetap penasihat keamanan
di Amerika Serikat. Meskipun muslim, dia tidak merasa minder apalagi dikucilkan
bekerja di Gedung Putih.
Namanya
Rumana Ahmad. Perempuan berhijab ini menjadi salah satu penasihat Presiden
Amerika Serikat Barack Obama di bidang keamanan nasional.
Kedudukannya di Gedung Putih cukup tinggi, yaitu sebagai wakil dari Ben Rhodes, Penasihat Keamanan Nasional AS. Rumana merupakan satu dari enam perempuan muslim berhijab yang bekerja di Gedung Putih.
Perempuan kelahiran Washington ini lahir dari orangtua berdarah Bangladesh. Dia mengatakan, bekerja untuk pemerintahan sebenarnya bukan keinginan awalnya.
Kedudukannya di Gedung Putih cukup tinggi, yaitu sebagai wakil dari Ben Rhodes, Penasihat Keamanan Nasional AS. Rumana merupakan satu dari enam perempuan muslim berhijab yang bekerja di Gedung Putih.
Perempuan kelahiran Washington ini lahir dari orangtua berdarah Bangladesh. Dia mengatakan, bekerja untuk pemerintahan sebenarnya bukan keinginan awalnya.
Dilansir
dari stasiun televisi Al Arabiya, Jumat, 11 Maret 2016, Rumana pertama kali
masuk Gedung Putih sebagai pegawai magang pada 2009. Dia mengatakan, keinginannya
untuk bekerja dengan pemerintah dimulai pada 2008, ketika melihat Presiden
Obama berkampanye.
"Dalam kampanyenya, dia (Obama) mengatakan tentang harapan dan perubahan. Dari pesan yang saya dapat, presiden bukan tipe yang rasis, dialah yang jadi motivasi saya untuk mengabdikan hidup pada pemerintah dan Amerika Serikat," ucap Rumana.
Perempuan ini tak lama menjadi pegawai magang, karena dia dipromosikan untuk menjadi staf tetap Gedung Putih di bidang komunikasi publik. Dia bekerja dalam program Champions of Change.
"Setiap hari, saya melihat warga Amerika Serikat semakin maju. Hal ini dimulai dari bagaimana mereka bekerja, ada yang menjadi bagian dari pencegahan kekerasan dari penggunaan senjata, bahkan sampai kesehatan. Warga sebenarnya bekerja sama untuk berbagi dan saling peduli satu sama lain," lanjut dia.
Rumana menyebutkan, sebagai salah seorang muslim yang bekerja di dalam Gedung Putih, dia tidak merasa minder atau dikucilkan.
"Ini sangat menyenangkan, semuanya baik. Tidak ada yang mengucilkan, tidak ada yang mencemooh, semua saling menghargai satu sama lain," pungkas Rumana.
Rumana mengatakan, posisinya di Gedung Putih merupakan pencapaiannya yang luar biasa. Dia menuturkan, sebagai muslim Amerika, siapapun bisa mencapai puncak seperti yang dia alami.
"Dalam kampanyenya, dia (Obama) mengatakan tentang harapan dan perubahan. Dari pesan yang saya dapat, presiden bukan tipe yang rasis, dialah yang jadi motivasi saya untuk mengabdikan hidup pada pemerintah dan Amerika Serikat," ucap Rumana.
Perempuan ini tak lama menjadi pegawai magang, karena dia dipromosikan untuk menjadi staf tetap Gedung Putih di bidang komunikasi publik. Dia bekerja dalam program Champions of Change.
"Setiap hari, saya melihat warga Amerika Serikat semakin maju. Hal ini dimulai dari bagaimana mereka bekerja, ada yang menjadi bagian dari pencegahan kekerasan dari penggunaan senjata, bahkan sampai kesehatan. Warga sebenarnya bekerja sama untuk berbagi dan saling peduli satu sama lain," lanjut dia.
Rumana menyebutkan, sebagai salah seorang muslim yang bekerja di dalam Gedung Putih, dia tidak merasa minder atau dikucilkan.
"Ini sangat menyenangkan, semuanya baik. Tidak ada yang mengucilkan, tidak ada yang mencemooh, semua saling menghargai satu sama lain," pungkas Rumana.
Rumana mengatakan, posisinya di Gedung Putih merupakan pencapaiannya yang luar biasa. Dia menuturkan, sebagai muslim Amerika, siapapun bisa mencapai puncak seperti yang dia alami.
Editor: Syaifullah
Sumber: Merdeka
0 Response to "Rumana, Perempuan Berhijab Pertama Penasihat Obama"
Post a Comment