Resah
dengan semakin banyaknya sampah plastik, pasangan ini membuat pembalut kain yang
tentu saja ramah lingkungan. Berikut kisahnya.
Pasangan
suami istri asal Dusun Krajan Desa Wonosobo Kecamatan Srono Kabupaten
Banyuwuwangi, Ahmad Fauzi dan Nila Arifah memproduksi pembalut kain sejak akhir
tahun 2015 lalu.
Mereka sengaja membuat dan memasarkan pembalut ramah
lingkungan tersebut untuk mengurangi jumlah sampah plastik rumah tangga.
Ahmad Fauzi kepada Kompas.com menjelaskan, awalnya dia mmebaca
berita tentang pembalut wanita yang mengandung klorin atau pemutih. Lalu lelaki
yang juga berprofesi sebagai guru Biologi tersebut melakukan riset untuk
membuat pembalut kain yang nyaman digunakan oleh perempuan saat menstruasi.
"Selain berita tentang pembalut yang mengandung
klorin, saya juga membayangkan berapa jumlah yang dihasilkan dari sisa pembalut
yang digunakan oleh perempuan setiap bulannya. Jika satu hari perempuan bisa
berganti 3 sampai 5 pembalut per hari lalu berapa pembalut untuk satu minggu
satu bulan satu tahun. Pasti jumlahnya sangat banyak dan susah hancur karena
mengandung plastik," jelas Ahmad Fauzi.
Pembalut kain denga merek "menspad.org"
tersebut, menurut Fauzi terbuat dari kain berkualitas seperti kain katun, kain
suede, waterporf dari jassbaby serta penyerap dari mikrofiber.
"Sama sekali tidak ada bahan kimia pada pembalut
yang kami produksi dan bisa di dipakai berulang ulang karena pembalut ini dapat
di cuci setelah di pakai. Mencucinya juga cukup menggunakan sabun batangan.
Jika dalam pemakaian wajar bisa digunakan selama empat tahun berturut jadi
tidak menyebabkan sampah," jelasnya.
Sejak akhir 2015, Ahmad Fauzi dan istrinya telah
memprodksi sekitar 2.500 pembalut kain. Namun tidak semua perempuan mau
mennggunakan pembalut kain yang ia produksi.
Dari 10 perempuan yang dia tawari, hanya tiga perempuan
yang mau mencoba beralih menggunakan pembalut kain. Alasan menolak
bermacam-macam. Salah satunya ribet karena harus mencuci pembalut kain.
"Apalagi di desa mereka masih bisa membuang bekas
pembalut di mana saja. Jadi kami juga memngkampanyekan penggunaan pembalut yang
ramah lingkungan," jelasnya.
Untuk harga pembalut kain yang ia produksi paling mahal
Rp. 25.000 dan harga paling rendah Rp 13.000.
"Jenisnya sama seperti pembalut yang ada di pasaran.
Kami jamin nyaman, tidak membuat iritasi dan tidak mudah bocor. Kebanyakan kami
jual secara online dan sudah melayani pemesanan dari Kalimantan, Sumatra dan
sekitar Pulau Jawa," pungkasnya.
Sumber:
Kompas
0 Response to "Pasangan Ini Sukses Produksi Pembalut Ramah Lingkungan"
Post a Comment