Hal melekat dari keutuhan keluarga adalah seberapa bisa antar pasangan bisa berbagi cinta. Ketersediaan harta dan jabatan maupun kelebihan lain akan sia-sia bila tidak dibalut dengan keseharian dalam cinta. Dibutuhkan pengertian antar pasangan agar romantis.
Kendati Rasululullah
SAW juga manusia biasa, namun tingkah laku dan etikanya jauh berbeda dengan
kita. Maka dari itu, beliau sangat pantas dijadikan panutan hidup termasuk
dalam urusan rumah tangga sekalipun. Dalam banyak hadits digambarkan bahwa
Rasulullah SAW terbilang lelaki romantis dan pandai memanjakan istri. Sifat
romantis dan lembut itulah yang membuat keutuhan rumah tangga Nabi terjaga dan
abadi.
Ada empat sifat yang mesti kita teladani dari Nabi SAW dalam hal berumah tangga. Perilaku yang dicontohkan Nabi SAW ini ialah salah cara untuk mempertahankan keutuhan keluarga.
Pertama, Rasulullah SAW tidak pernah kasar dan memukul istri. Rasulullah merupakan manusia berakhlak mulia, lembut, dan tidak pernah menyinggung perasaan orang lain. Semasa hidupnya, Rasulullah SAW tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul dan menampar orang, baik istri maupun pembantunya.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan hadis riwayat Ibnu Majah: “Rasulullah SAW tidak pernah memukul pembantu dan perempuan (istrinya). Tidak pernah dia memukul siapapun.” (HR Majah).
Kedua, makan berdua bersama istri. Makan berdua termasuk salah satu cara menjaga dan mempertahankan kemesraan rumah tangga. Apalagi kedua pasangan tersebut makan satu piring dan satu gelas berdua. Rasulullah SAW pernah mencontohkan perilaku ini, sebagaimana yang dikisahkan ‘Aisyah: “Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkannya kepada Nabi SAW. Tiba-tiba Nabi SAW menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya makan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi SAW, Beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya.” (HR Ibnu Hibban).
Ketiga, mencium istri. Kemesraan Rasul dengan istrinya juga dapat dilihat dari kebiasaan beliau mencium istri. Sebagaimana diketahui, ciuman memberikan kesan tersendiri bagi perempuan. Karenanya, Rasul SAW terbiasa untuk melakukan hal ini supaya hubungannya menjadi semakin mesra. Dalam Musnad Ishaq Ibn Rahaweh disebutkan: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya, padahal beliau puasa.”
Keempat, memuji istri. Perempuan mana yang tidak senang dipuji dan dimanja. Pujian memang sudah keniscayaan bagi perempuan. Untuk memperkuat hubungan rumah tangga, Rasul pun tidak lupa melontari istri-istrinya dengan berbagai macam pujian. Inilah contoh pujian yang diberikan Nabi kepada ‘Aisyah: “Keutamaan ‘Aisyah dibandingkan perempuan lain ialah seperti keutamaan tsarid (roti dicampur daging) di atas seluruh makanan.” (HR Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain).
Riwayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah SAW sosok lelaki romantis. Beliau sangat tahu bagaimana cara mempertahankan kemesraan keluarga. Cara yang dilakukan Nabi tersebut patut diteladani mereka yang sudah berkeluarga. Wallahu a’lam.
Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/68547/inilah-sisi-romantis-rasulullah-saw
0 Response to "Belajar Romantis kepada Pasangan Ala Rasulullah"
Post a Comment