Ada baiknya semua pihak mendukung terciptanya lingkungan bebas rokok. Mereka yang saat ini menjadi perokok berat, lantaran hidup di lingkungan yang "salah".
Lingkungan
menjadi faktor terdekat untuk anak menjadi seorang perokok. Walaupun anak sadar
dan tahu bahaya rokok, namun jika
sudah adiktif tak satu orang pun yang bisa menghentikan selain dirinya sendiri.
Menurut
dokter spesialis Paru dari RS Persahabatan, Feni Fitriani Taufik, biasanya anak
mulai coba-coba merokok saat mereka memasuki usia remaja. Remaja adalah massa ketika
anak dekat dengan rasa ingin tahu dan ingin mencoba. Hal ini membuat anak ingin
mencoba merokok.
Ironisnya,
kini tak sedikit anak di bawah usia 17 tahun yang merokok dan merasa kalau
rokok itu keren.
"Bahaya perokok anak ya jelas berbahaya untuk kesehatannya. Zat
karsinogen yang ada di dalam rokok menjadi pemicu utama tumbuhnya risiko kanker
di dalam tubuh," katanya saat dihubungi Health-Liputan6.com .
Anak
yang masih mengalami pertumbuhan akan lebih rentan terhadap jenis penyakit, dan
dampak atau tanda yang dapat dilihat dengan kasat mata adalah ketika anak mulai
mengalami masalah pernapasan.
Terlebih
orang yang menjadi perokok sejak
kecil, kata dia, kemungkinan ribuan penyakit akan berkumpul di dalam tubuh dan
risiko kanker lebih tinggi.
Untuk
menanggulanginya, Feni berharap, anak bisa dijauhkan dari rokok. Selain
itu, orangtua perlu berkomunikasi dengan baik terkait rokok sedini mungkin.
"Jika
tak ingin anaknya merokok,
ya orangtua atau seluruh anggota keluarga di rumah harus menjauhi rokok. Memberikan edukasi tentang rokok kepada anak sama halnya seperti memberikan
pendidikan seks kepada anak sedini mungkin. Bicarakan pada anak,rokok adalah perbuatan yang merugikan," tutur
Feni.
Sumber:
Liputan6
0 Response to "Agar Anak Tidak Merokok"
Post a Comment