Beruntunglah kaum muslim yang berada di daerah dengan cuaca dan
lingkungan yang mendukung. Saudara seiman di sejumlah kawasan harus berjuang
dengan penuh pengorbanan agar mampu bisa berpuasa. Seperti kisah dokter
berikut.
Tantangan bagi umat Islam yang kini tengah menjalankan
ibadah puasa di sejumlah negara Barat tentunya jauh lebih banyak. Ujiannya pun
beragam, mulai dari waktu puasa yang relatif lebih panjang untuk beberapa
negara yang sedang mengalami musim kemarau hingga tidak adanya suasana bulan
Ramadan seperti di Indonesia.
Tidak sedikit jumlah orang Muslim di negara-negara Barat
tersebut yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan ibadah tersebut karena
sudah terlalu terbawa dengan budaya Barat. Namun, seorang dokter veteran di
sebuah rumah sakit di Hollywood, Los Angeles, California, Amerika Serikat,
membuktikan bahwa ia bukanlah salah satu dari mereka yang akan melupakan
kewajibannya sebagai seorang Muslim, terutama saat bulan suci Ramadan.
Dokter yang bernama Mahmoud Nouh ini bekerja di bagian unit
gawat darurat (UGD) di Hollywood Presbyterian Medical Center. Pada umumnya,
seorang Muslim akan lebih mudah tergoda untuk meninggalkan kewajiban beribadah
ketika berada di lingkungan yang relatif sekuler dan sangat mengedepankan
kepentingan duniawi. Terlebih, berada di dunia Hollywood berarti kita akan
kerap kali dipertemukan dengan sosok-sosok yang berperilaku tidak sesuai dengan
ajaran Islam.
Bagi Mahmoud, semua itu bukanlah penghalang untuknya melakukan
ibadah di bulan suci Ramadan. Setiap hari ia menangani pasien mulai dari kasus
ringan hingga berat. Mulai dari sekedar kasus mimisan hingga operasi korban
penembakan, sebagai seorang dokter di UGD, Mahmoud harus selalu siap siaga
selama 24 jam.
Memasuki bulan suci Ramadan, tantangan pun akan menjadi
lebih berat untuknya. Tidak adanya toleransi tentang waktu bekerja di negara
Barat pada bulan Ramadan membuat Mahmoud harus berkonsentrasi dalam waktu
yang tak menentu.
Mahmoud mengatakan bahwa apapun tantangannya, hawa nafsu ataupun
rasa lapar dan haus tersebut tidak boleh mempengaruhi pekerjaan kita. "Banyak
orang yang mampu bertahan hidup berhari-hari tanpa makanan dan minuman. Jadi
ketika Allah meminta kita umat Islam untuk berpuasa selama 12 jam, itu bukanlah
sesuatu yang kejam," kata Mahmoud, seperti dikutip dari Los
Angeles Daily News, Kamis (30/6/2016).
Ia lalu menjelaskan bahwa tantangan memang ada di hari-hari awal
berpuasa. Tetapi, ia percaya bahwa akan lebih mudah beradaptasi di hari-hari
berikutnya apabila seseorang tersebut memang niat menjalankan ibadah di bulan
suci Ramadan.
Sumber: Liputan6
0 Response to "Beratnya Puasa bagi Dokter di Hollywood"
Post a Comment