Lebaran mengharuskan kamum muslimin melakukan anjangsana
ke sejumlah kerabat di berbagai tempat. Karenanya tidak heran kalau selama
berkendara sangat menguras kondisi fisik dan psikis. Berikut sejumlah hal yang
dapat dilakukan saat berkendara saat lebaran.
Kelelahan, masalah paling umum yang dihadapi para
pemudik, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti pernapasan dan
masalah paru. Tak jarang kondisi ini berujung pada kematian.
Masing-masing individu yang akan mudik atau balik ke kota
asal dapat melakukan beragam upaya guna mencegah terjadinya masalah kesehatan
ini, seperti yang diungkapkan Dirut RSUP Persahabatan, dr Mohammad Ali Toha,
MARS dikutip dari keterangan pers yang dikirimkan Biro Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Sabtu (9/7/2016);
A. Upaya primer
1. Pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik, tidak
ada kebocoran gas yang masuk ke dalam kabin mobil.
2. Memastikan kondisi kesehatan sehat sebelum berangkat.
3. Catat semua riwayat kesehatan anggota keluarga yang
ikut, terutama terkait penyakit-penyakit yang diderita dan perhatian khusus
pada anak-anak, orang tua, dan orang dengan penyakit kronik.
4. Pada saat macet, bila menggunakan mobil, disarankan
untuk tetap berada di dalam kendaraan asalkan tidak ada kebocoran gas ke dalam
mobil. Tutup jendela dan pintu kendaraan mobil untuk mengurangi masuknya asap
polusi dan partikel ke dalam kendaraan. Nyalakan AC dengan mode recirculate,
jangan mode outdoor circulate yang mengambil udara dari luar.
5. Bila terjadi kemacetan total dan udara di luar tidak
panas, matikan mesin mobil untuk mengurangi polusi udara di sekitar kemacetan.
6. Hindari menambah bahan polusi udara yang dapat masuk
ke dalam tubuh misalnya tidak merokok.
7. Gunakan masker atau respirator untuk
mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru (terutama bila
beraktivitas di luar ruangan dan pengguna motor). Bagi pengguna mobil, tetap
sediakan masker untuk digunakan pada kondisi tertentu. Perhatikan cara
penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau
respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi
memfiltrasi atau menyaring partikel.
8. Apabila memungkinkan, hindari kawasan atau area yang
mengalami kemacetan saat mudik maupun arus balik, pilih jalur yang lebih lancar
serta minim kemacetan.
9. Senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
seperti makan bergizi dan sering mencuci tangan terutama setelah menggunakan
fasilitas umum (mencuci tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis
alkohol).
10. Usahakan dapat istirahat selama perjalanan agar tubuh
tetap fit, jangan dipaksakan untuk tetap mengemudi tanpa istirahat.
B. Upaya Sekunder
Upaya sekunder bertujuan deteksi dini dan pengobatan dini
pada masalah kesehatan yang muncul;
1. Mengenali gejala atau keluhan paru dan pernapasan yang
timbul. Perhatian pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan orang
dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK, dan penyakit paru
lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal ini
sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.
2. Bila mencium bau gas, matikan mesin dan cek kendaraan
apakah terjadi kebocoran gas ke dalam kabin.
3. Kenali gejala dan tanda keracunan gas CO ataupun CO2
sedini mungkin seperti sakit kepala, pusing, mual-mual. Bila hal itu terjadi
segera keluar kendaraan, cari tempat teduh dan cari pertolongan medis segera.
4. Mempersiapkan obat-obatan untuk pertolongan awal. Bagi
yang mempunyai penyakit sebelumnya, pastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi
rutin cukup banyak tersedia selama perjalanan mudik maupun arus balik.
Contohnya bagi penderita asma dan PPOK, bawalah obat-obat rutin yang biasa
dikonsumsi.
5. Segera ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat
atau posko kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang timbul
atau terjadi perburukan atau serangan pada orang yang mempunyai penyakit
jantung atau paru sebelumnya.
C. Upaya Tersier
Upaya tersier bertujuan mencegah komplikasi dan kematian pada
populasi yang sudah menderita penyakit saat perjalanan mudik atau arus balik.
1. Apabila sudah terkena penyakit selama perjalanan,
segera lakukan pengobatan maksimal dan teratur dengan berobat ke dokter atau
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau posko kesehatan terdekat.
Mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dari fasilitas kesehatan tersebut
secara teratur.
2. Jika diperlukan perawatan atau rawat inap, pengobatan
harus dilakukan secara maksimal di asilitas pelayanan kesehatan. Rujukan ke tingkat
pelayanan lebih tinggi perlu dilakukan apabila sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan yang tersedia belum mencukupi.
Sumber: Liuputan6
0 Response to "Berkendara Tetap Vit Kala Lebaran, Lakukan Hal Berikut"
Post a Comment