Faktor cuaca dan terforsirnya
fisik adalah di antara penyebab kondisi kesehatan jamaah haji menurun. Tidak
sedikit yang akhirnya sakit, bahkan meninggal. Ada baiknya membaca sejumlah
saran berikut.
Ibadah haji merupakan
ibadah dengan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang melelahkan fisik.
Selain itu juga berisiko pada kesehatan tubuh. Apalagi kondisi medan, iklim,
dan cuaca ekstrim di Tanah Suci sangat jauh berbeda dengan keadaan alam di
tanah air.
Pertemuan besar para jemaah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Jemaah haji harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut, sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji.
Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para jemaah guna memperkecil risiko yang mungkin akan menghinggapi selama perjalanan ibadah di Sudi Arabia. Berikut sejumlah tipsnya, dikutip dari situs Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Rabu (10/8).
Kebersihan Mamin
Hal yang utama untuk diperhatikan jemaah haji adalah kebersihan minuman dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan meminum air keran, karena berupa air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas ter cenderung membuat para jemaah haji lelah dan kehausan. Padahal di sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air minum bersih atau toilet.
Ada baiknya para jemaah membekali diri dengan air mineral botol atau air zam zam. Air Zam Zam aman diminum walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.
Para jemaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jemaah haji menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih. Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.
Jangan Simpan Jatah Makanan
Jika jemaah haji mendapat jatah makanan yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu disimpan. Sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan, hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak dikonsumsi.
Perhatikan Penyakit Bawaan
Naik haji merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya, terutama bagi orang tua. Sebelum keberangkatan, memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga akan lebih baik, sehingga dokter bisa memberikan saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.
Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.
Konsultasi
Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.
Cukup Istirahat
Jemaah haji butuh stamina yang baik untuk bisa mengikuti rangkaian ibadah. Untuk itu, cukup istirahat mutlak diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja, kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah. Stamina jemaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah di Padang Arafah saat puncak ibadah haji berlangsung.
Sediakan Krim
Bagi jemaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.
Pertemuan besar para jemaah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Jemaah haji harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut, sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji.
Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para jemaah guna memperkecil risiko yang mungkin akan menghinggapi selama perjalanan ibadah di Sudi Arabia. Berikut sejumlah tipsnya, dikutip dari situs Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Rabu (10/8).
Kebersihan Mamin
Hal yang utama untuk diperhatikan jemaah haji adalah kebersihan minuman dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan meminum air keran, karena berupa air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas ter cenderung membuat para jemaah haji lelah dan kehausan. Padahal di sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air minum bersih atau toilet.
Ada baiknya para jemaah membekali diri dengan air mineral botol atau air zam zam. Air Zam Zam aman diminum walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.
Para jemaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jemaah haji menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih. Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.
Jangan Simpan Jatah Makanan
Jika jemaah haji mendapat jatah makanan yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu disimpan. Sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan, hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak dikonsumsi.
Perhatikan Penyakit Bawaan
Naik haji merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya, terutama bagi orang tua. Sebelum keberangkatan, memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga akan lebih baik, sehingga dokter bisa memberikan saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.
Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.
Konsultasi
Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.
Cukup Istirahat
Jemaah haji butuh stamina yang baik untuk bisa mengikuti rangkaian ibadah. Untuk itu, cukup istirahat mutlak diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja, kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah. Stamina jemaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah di Padang Arafah saat puncak ibadah haji berlangsung.
Sediakan Krim
Bagi jemaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.
Sumber: Merdeka
0 Response to "Agar Selalu Sehat Saat Tunaikan Haji"
Post a Comment