Selektif adalah kata yang tepat bagi orang tua
saat akan memberikan mainan kepada anak. Karena kalau tidak, bukan keceriaan yang
didapat, malah justru celaka.
Anak-anak, bahkan orang dewasa, sangat gemar
bermain dan melompat-lompat di trampolin. Dulu, alat berbentuk jaring yang
lentur ini lebih banyak digunakan di sirkus. Namun kini, banyak orang tua yang
membeli trampolin untuk mainan anaknya.
Bermain dengan trampolin memang baik buat aktivitas fisik anak. Namun di sisi lain, bermain dengan trampolin juga bisa sangat berbahaya bila tak dilakukan dengan hati-hati. Data di Australia menunjukkan jumlah orang yang cedera karena bermain trampolin terus meningkat.
Banyak orang, terutama anak-anak, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami patah tulang, tergores, atau gegar otak. Para dokter di Australia pun meminta agar permainan ini untuk anak-anak dipertimbangkan lagi.
Hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan 40 bocah dilarikan ke rumah sakit anak-anak di Sydney dalam waktu enam bulan setelah mereka mengunjungi pusat permainan yang menyediakan trampolin. Cedera yang paling banyak adalah memar dan terkilir, dan sepertiga dari jumlah tersebut menderita patah tulang.
Data tersebut diambil dari catatan medis
anak-anak di bawah usia 17 tahun selama Juli 2014 dan Januari 2015. Dalam
jangka waktu tersebut, 40 anak berusia 1-10 tahun harus mendapatkan perawatan.
Penyebab cedera kebanyakan adalah posisi jatuh yang salah. Ada juga yang saling bertabrakan saat melompat karena satu trampolin digunakan oleh begitu banyak orang. Tak sedikit pula anak yang berusaha jungkir balik saat bermain trampolin, meski kebanyakan hanya melompat.
Di Amerika Serikat dan Inggris, bahaya permainan trampolin sudah diperingatkan sejak lama. Berbagai saran pun diberikan untuk menghindari cedera saat bermain trampolin, antara lain dengan hanya membolehkan satu anak bermain di satu alat, besi di tepi ditutup busa, letakkan trampolin di tempat berpermukaan empuk, jangan menggunakan trampolin saat hujan, dan orang tua harus mengawasi anaknya ketika bermain.
Penyebab cedera kebanyakan adalah posisi jatuh yang salah. Ada juga yang saling bertabrakan saat melompat karena satu trampolin digunakan oleh begitu banyak orang. Tak sedikit pula anak yang berusaha jungkir balik saat bermain trampolin, meski kebanyakan hanya melompat.
Di Amerika Serikat dan Inggris, bahaya permainan trampolin sudah diperingatkan sejak lama. Berbagai saran pun diberikan untuk menghindari cedera saat bermain trampolin, antara lain dengan hanya membolehkan satu anak bermain di satu alat, besi di tepi ditutup busa, letakkan trampolin di tempat berpermukaan empuk, jangan menggunakan trampolin saat hujan, dan orang tua harus mengawasi anaknya ketika bermain.
Sumber: Tempo
0 Response to "Anak Main Trampolin? Perhatikan Hal Berikut"
Post a Comment