Gaya hidup dan keingin
terlihat memiliki kelas lebih tinggi membuat sebagian orang gemar makan di
restoran luar negeri. Padahal justru hal tersebut sangat berbahaya, khususnya
bagi obesitas.
Menjamurnya berbagai
restoran yang berasal dari luar negeri, ternyata mendapat sambutan positif dari
masyarakat Indonesia. Hingga akhirnya, mendorong pelaku industri makanan lokal
untuk turut mengikuti tren, agar tidak ditinggal pelanggannya.
Hanya saja, ada satu hal yang
tidak disadari terkait menjamurnya restoran-restoran cepat saji, dengan
berbagai makanan yang ditawarkannya. Obesitas mengancam penduduk Indonesia.
Berdasar jurnal medis Lancet
tahun 2015, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 10 negara dengan tingkat
obesitas paling tinggi di seluruh dunia. Tingkat obesitas ini terus mengalami
peningkatan. Dan DKI Jakarta memiliki prevalensi obesitas sentra tertinggi
yaitu 39,7 persen, dan Nusa Tenggara Timur merupakan yang terendah, dengan
angka 15,2 persen.
Brian J.Billdt, Founder PrimaFit
Group, yang datang ke Indonesia sejak tahun 1980-an, mengaku saat pertama kali
menginjakkan kaki ke Indonesia, restoran cepat saji dari negara asalnya,
Amerika Serikat, belum sebanyak saat ini. Dan Brian yakin bahwa industri
makanan dari negaranya telah meracuni masyarakat Indonesia.
"Intinya segala macam
industri makanan dari negara asal saya, Amerika Serikat, sudah meracuni ke
Indonesia. Gula, karbohidrat tinggi sudah menjadi budaya di sini
sekarang," kata Brian, saat jumpa media di f(X), Senayan, Jakarta,Selasa,
23 Agustus 2016.
Ia melanjutkan, pola makan
merupakan salah satu faktor utama penyebab obesitas. Konsumsi makanan cepat
saji dan minuman manis, membuat obesitas menjadi masalah bahkan sejak
kanak-kanak.
"Dan perubahan pola pikir
serta pola makan yang seimbang menjadi kunci untuk menciptakan budaya hidup
sehat dan berkualitas," Fitnes and Health Educator Jansen Ongko
menambahkan.
"Anda tidak bisa melawan
atau memperbaiki bentuk tubuh dan kesehatan tanpa tanggung jawab pada makanan.
Anda mau olahraga habis-habisan tanpa jaga pola makan, tidak akan ada perubahan
signifikan," katanya lagi.
Meski masakan Indonesia terlihat
lebih rumit dibanding makanan cepat saji, ternyata masakan Indonesia jauh lebih
sehat dibanding mengkonsumsi makanan cepat saji.
"Konsumsi makanan minim
proses. Karena saat diproses secara berlebihan, akan membuat efek kecanduan.
Efeknya ingin konsumsi makanan tertentu tinggi. Bukan tidak mampu menahan
godaan, tapi adiktif. Intinya, perbanyak konsumsi sayur, buah, protein, dan
batasi gorengan," kata Jansen.
Brian yang juga pemilik
PrimaFood menyarankan selain olahraga, agar juga kembali konsumsi makanan yang
berasal dari alam untuk mencapai berat tubuh yang diinginkan.
Brian menyarankan, kembalilah
pada makanan tradisional Indonesia. Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat
Indonesian menjalankan diet ala Indonesia dengan konsumsi makanan yang populer
di tahun 1970-1980an, dengan konsumsi sayuran segar, buah segar, ikan segar dan
makanan dari hewan yang sehat.
"Makan real food, makan
makanan dari Tuhan, bukan makanan yang diolah manusia dalam pabrik, makanan
yang dibesarkan, diternakkan di kebun, bukan makanan yang dibuat di
pabrik,"ujar Brian menutup.
Sumber: Viva
0 Response to "Hindari Obesitas dengan Makanan Dalam Negeri"
Post a Comment