Keberadaan
buah hati dalam pernikahan adalah anugerah terindah. Tidak sedikit pasangan
yang melakukan berbagai cara agar punya anak. Tapi banyak juga yang kurang
happy.
Kebanyakan,
pasangan yang sudah menikah akan berusaha untuk cepat-cepat memiliki anak.
Namun, tidak sedikit dari pasangan muda yang mengalami kesulitan atau bahkan
sengaja menunda memiliki anak karena berbagai alasan.
Sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam Psychological & Personality Science mengatakan
bahwa Anda akan lebih unggul dan memiliki harga diri yang lebih tinggi ketika
belum memiliki anak.
Penemuan ini berdasarkan
sebuah penelitian yang dipimpin oleh psikolog Wiebke Bleidorn dari
University of California, Davis.
Tim peneliti memantau 187 pasangan pengantin baru di
Belanda selama lima tahun. Kemudian, mereka diminta memberikan penilaian diri
setiap tahunnya.
Mereka memperkirakan bahwa akan ada penurunan tiba-tiba
dalam harga diri seseorang setelah memiliki anak. Lalu, ketika buah hati
mencapai usia tiga tahun, harga diri orangtua akan kembali menguat.
Ternyata, hasil yang mereka temukan tidak demikian.
Seorang ibu mengalami peningkatan harga diri sebelum melahirkan
dan mengalami penurunan mendadak dalam setahun setelah melahirkan. Kemudian, di
tahun-tahun berikutnya, ibu masih mengalami penurunan harga diri yang terjal.
Penurunan juga terjadi pada seorang Ayah, tetapi tidak
sedrastis ibu. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan karena tekanan untuk
seorang ibu lebih besar daripada ayah ketika mengasuh anak.
"Meskipun kelahiran anak umumnya dianggap positif,
hal ini masih terkait dengan berbagai tantangan berat yang akan dihadapi
orangtua," tulis para peneliti.
Mereka melanjutkan, "Aspek-aspek negatif tersebut
juga terasa lebih nyata sehingga dapat mengimbangi atau bahkan mengurangi
karakteristik positif yang lebih abstrak dari acara tersebut."
Para penulis juga menjelaskan bahwa selama bulan-bulan
pertama, orang tua yang baru memiliki anak biasanya akan kewalahan dan
mengalami stres.
Mereka tiba-tiba harus belajar sebagai pemula mengenai
cara membesarkan anak sehingga menjatuhkan rasa percaya diri mereka.
Walaupun alasan-alasan di atas menguatkan keinginan Anda
dalam menunda memiliki anak, akan tetapi ada beberapa hal yang harus Anda
ingat.
Salah satunya adalah fakta bahwa objek penelitian ini
hanya pasangan Belanda, sehingga latar belakang mereka berbeda dengan orangtua
di Indonesia yang biasa dibantu oleh pengasuh bayi.
Lalu, walaupun pasangan muda Indonesia tidak memiliki
pengasuh bayi, anggota keluarga lainnya seperti nenek dan kakek hadir untuk
membantu.
Sumber: Kompas
0 Response to "Mengapa Banyak Pasangan Tunda Miliki Momongan?"
Post a Comment