Hal yang
sangat ditakuti mereka yang telah memasuki usia senja adalah mudah lupa. Dengan
olahraga teratur dan mengonsumsi makanan yang disarankan, segalanya bisa
dihindari.
Tak jarang
di media sosial kita membaca posting soal orang tua yang hilang. Orang tua yang
tak ingat lagi cara pulang ke rumahnya sendiri.
"Sering lupa, mulai pikun
sebaiknya jangan diabaikan sejak dini. Gangguan memori ini dapat berubah
menjadi dimensia. Sekitar 60 persen gangguan dimensia berkembang menjadi
dimensia Alzheimer's," kata ahli saraf Dr. Andreas Harry, SpS(K).
Ketika seseorang sudah menderita
Alzheimer's, dokter hanya dapat meresepkan obat yang sifatnya memperlambat
progresi penyakit.
"Alzheimer's menyebabkan
gangguan memori dan fungsi kognitif yang termasuk di dalamnya fungsi emosi,
bahasia, eksekutif. Hal ini membuat penderitanya tak lagi mampu melakukan
aktivitas harian seperti mandi, makan, buang air atau memakai baju
sendiri," imbuh dokter yang baru saja menghadiri konferensi Alzheimer's
Association International di Toronto, Kanada pada 24-28 Juli lalu.
Penyakit ini terjadi ketika
terdapat zat bernama beta amiloid yang terlalu pekat dan menggumpal di otak.
"Secara alami kita
sesungguhnya juga memiliki protein ini di tubuh. Hanya saja dalam tubuh yang
sehat jumlah protein ini tidak terlalu kental dan larut dengan sendirinya di dalam
tubuh," paparnya lebih jauh.
Dr Andreas mengatakan, sebenarnya
mudah mencegah penyakit yang menyerang mantan Presiden AS Ronald Reagan ini.
"Jagalah pola makan. Lakukan pola makan seimbang. Jangan makan lemak
hewani berlebihan. Makanlah sumber protein yang sehat dari kedelai atau
ikan," katanya.
Ia juga meresepkan rutin
berolahraga untuk menyehatkan fungsi saraf di otak. "Riset terbaru
menemukan olahraga aerobik 45 menit per hari dan dilakukan empat kali seminggu
secara bermakna memperbaiki energi mitokondria (sel yang bertugas memproduksi
energi) di seluruh tubuh," ujar Dr Andreas.
Efek olahraga dalam menurunkan
kadar protein beta amiloid yang menyebabkan terjadinya Alzheimer's ini pernah
diteliti periset dari St Louis, Missouri dan dimuat di jurnal Neurobiology
of Disease edisi November
2015.
Sumber: Kompas
0 Response to "Mulai Pikun? Rajin Olahraga Saja"
Post a Comment